Manfaat Menggunakan BPJS Kesehatan

Kemarin saya baru saja menggunakan BPJS Kesehatan, ternyata manfaatnya sangat penting, mengapa demikian? saya kemarin berobat ke dokter umum yang di tunjuk oleh BPJS Kesehatan. Ternyata memang benar, saya berobat tidak mengeluarkan biaya sepeserpun. saya juga konsultasi dengan dokter tersebut " dok, penglihatan mata saya kurang jelas" memang saya menderita mata minus sejak duduk di bangku sma tetapi waktu itu belum bertambah minusnya, dokter memberikan saran untuk berobat ke dokter mata, setelah itu saya diberikan surat rujukan untuk berobat ke dokter mata saya di berikan pilihan mau berobat ke rumah sakit milik pemerintah atau rumah sakit umum, saya memilih rumah sakit milik pemerintah saja.

Manfaat Mengunakan BPJS Kesehatan
Manfaat Mengunakan BPJS Kesehatan

Besoknya saya datang ke rumah sakit dan melakukan pendaftaran, ehh ternyata tidak bisa mengapa ya? ternyata kartu askes saya belum diperpanjang kemudian saya di berikan pengarahan oleh petugas BPJS di rumah sakit untuk melakukan perpanjangan kartu Askes atau BPJS di kantor BPJS yang ada di daerah saya tinggal kebetulan jaraknya tidak begitu jauh, saya mengambil nomor antrian setelah saya dipanggil saya menuju petugas BPJS saya melakukan perpanjangan tidak begitu lama tidak ada satu menit kartu saya berhasil di perpanjang.

Kemudian saya kembali lagi ke rumah sakit untuk melakukan konfirmasi pendaftaran ulang, setelah berhasil melakukan pendaftaran saya menuju ke ruang dokter spesialis mata. Setelah itu saya di panggil untuk masuk ke ruang dokter tersebut, saya mengutarakan keluhan saya kemudian dokter mengecek mata saya dan hasilnya mata satu minusnya tambah, kebetulan saya belum memiliki kaca mata kemudian dokter menyarankan untuk menggunakan kacamata, kemudian dokter memberikan surat rujukan ke optik untuk membuat kacamata, dokter mata tersebut mengatakan "datang ke optik yang di tunjuk oleh BPJS Kesehatan dan pembuatan kacamata tersebut GRATISSSS". saya kemudian datang ke optik yang ditunjuk oleh BPJS Kesehatan, saya memilih jenis kacamata yang saya inginkan kemudian saya menuju ke kasir dan bertanya harganya berapa.

Harga kaca mata yang saya pilih ternyata Rp. 450.000 kemudian saya menunjukan surat rujukan dari dokter mata, saya di suruh menambah uang Rp. 150.000 untuk mendapatkan kacamata tersebut. Mengapa saya harus menambah uang? karena harga kaca,ata yang saya pilih seharga  Rp. 450.000 sedangkan kompensasi yang di berikan oleh BPJS kesehatan sebesar Rp. 300.000. Kita bisa mendapatkan kacamata secara gratis tanpa bayar satu rupiah pun dengan ketentuan harga kacamata senilai Rp. 300.000.

Waktu di rumah saya bertanya kepada ibu saya kebetulan ibu saya bekerja di rumah sakit umum daerah, saya tanya apa manfaat menggunakan askes atau sekarang yang berganti dengan BPJS Kesehatan. ternyata manfaatnya sangat banyak sekali selain berobat dan mendapatkan kacamata gratis, ada beberapa manfaat menggunakan BPJS Kesehatan yaitu rawat inap di rumah sakit gratis, kemudian biaya persalinan gratis. Lalu dari mana saya membayar BPJS Kesehatan? Ternyata pembayarannya jika PNS TNI POLRI di potong dari gaji, Mendaftarkan BPJS Kesehatan jika PNS TNI POLRI bisa satu keluarga dan mertua dari orangtua kita.

Peserta BPJS Keshatan

Apa BPJS Kesehatan untuk PNS TNI POLRI saja ternyata tidak, BPJS Kesehatan bisa juga dinikmati oleh swasta. Di website BPJS di jelaskan Peserta BPJS Kesehatan adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran, meliputi :

  • Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : fakir miskin dan orang tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.
  • Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri dari :

Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya

  • Pegawai Negeri Sipil
  • Anggota TNI
  • Anggota Polri
  • Pejabat Negara
  • Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri
  • Pegawai Swasta
  • Pekerja yang tidak termasuk huruf 1 sd 6 yang menerima Upah. Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.

Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya

  • Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri; dan
  • Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima Upah. Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.

Bukan pekerja dan anggota keluarganya
a)  Investor;
b) Pemberi Kerja;
c) Penerima Pensiun, terdiri dari :
Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;

  •  Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun;
  • Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;
  • Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun yang mendapat hak pensiun;
  • Penerima pensiun lain; dan
  • Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun lain yang mendapat hak pensiun.

d) Veteran;
e) Perintis Kemerdekaan;
f) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan; dan
g) Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd e yang mampu membayar iuran.

ANGGOTA KELUARGA YANG DITANGGUNG
1. Pekerja Penerima Upah :
Keluarga inti meliputi istri/suami dan anak yang sah (anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat), sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat yang sah, dengan kriteria:
a. Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri;
b. Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.
2.Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja : Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang diinginkan (tidak terbatas).
3.Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang meliputi anak ke-4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua.
4.Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang meliputi kerabat lain seperti Saudara kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll.

Cara Pembayaran

  • IURAN

1. Bagi peserta Penerima Bantun Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan iuran dibayar oleh Pemerintah.

2. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada Lembaga Pemerintahan terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota Polri, pejabat negara, dan pegawai pemerintah non pegawai negeri sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan : 3% (tiga persen) dibayar oleh pemberi kerja dan 2% (dua persen) dibayar oleh peserta.

3. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN, BUMD dan Swasta sebesar 4,5% (empat koma lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan : 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja dan 0,5% (nol koma lima persen) dibayar oleh Peserta.

4. Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari anak ke 4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua, besaran iuran sebesar sebesar 1% (satu persen) dari dari gaji atau upah per orang per bulan, dibayar oleh pekerja penerima upah.

5. Iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah (seperti saudara kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll); peserta pekerja bukan penerima upah serta iuran peserta bukan pekerja adalah sebesar:

a. Sebesar Rp.25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III.

b. Sebesar Rp.42.500 (empat puluh dua ribu lima ratus rupiah) 
per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang 
perawatan Kelas II.

c. Sebesar Rp.59.500,- (lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) 
per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I.

6. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Veteran, Perintis Kemerdekaan, dan janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan, iurannya ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari 45% (empat puluh lima persen) gaji pokok Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III/a dengan masa kerja 14 (empat belas) tahun per bulan, dibayar oleh Pemerintah.

7. Pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan


  • DENDA KETERLAMBATAN PEMBAYARAN IURAN

1. Keterlambatan pembayaran Iuran untuk Pekerja Penerima Upah dikenakan denda administratif sebesar 2% (dua persen) per bulan dari total iuran yang tertunggak paling banyak untuk waktu 3 (tiga) bulan, yang dibayarkan bersamaan dengan total iuran yang tertunggak oleh Pemberi Kerja.


2. Keterlambatan pembayaran Iuran untuk Peserta Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja dikenakan denda keterlambatan sebesar 2% (dua persen) per bulan dari total iuran yang tertunggak paling banyak untuk waktu 6 (enam) bulan yang dibayarkan bersamaan dengan total iuran yang tertunggak.

Prosedur Pendaftaran


  • Pendaftaran Bagi Penerima Bantuan Iuran / PBI

Pendataan Fakir Miskin dan Orang Tidak mampu yang menjadi peserta PBI dilakukan oleh lembaga yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang statistik (Badan Pusat Statistik) yang diverifikasi dan divalidasi oleh Kementerian Sosial.

Selain peserta PBI yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, juga terdapat penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan SK Gubernur/Bupati/Walikota bagi Pemda yang mengintegrasikan program Jamkesda ke program JKN.


  • Pendafataran Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah / PPU

1. Perusahaan / Badan usaha mendaftarkan seluruh karyawan beserta anggota keluarganya ke Kantor BPJS Kesehatan dengan melampirkan :
a) Formulir Registrasi Badan Usaha / Badan Hukum Lainnya
b) Data Migrasi karyawan dan anggota keluarganya sesuai format yang ditentukan oleh BPJS Kesehatan.

2. Perusahaan / Badan Usaha menerima  nomor Virtual Account (VA) untuk dilakukan pembayaran ke Bank yang telah bekerja sama (BRI/Mandiri/BNI)

3. Bukti Pembayaran iuran diserahkan ke Kantor BPJS Kesehatan untuk dicetakkan kartu JKN atau mencetak e-ID secara mandiri oleh Perusahaan / Badan Usaha.

C. Pendaftaran Bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah / PBPU dan Bukan Pekerja

 Pendaftaran PBPU dan Bukan Pekerja
1. Calon peserta mendaftar secara perorangan di Kantor BPJS Kesehatan
2. Mengisi formulir Daftar Isian Peserta (DIP) dengan melampirkan Fotokopi Kartu Keluarga (KK), Fotokopi KTP/Paspor, dan Pasfoto 3 x 4 sebanyak 1 lembar. Untuk anggota keluarga menunjukkan Kartu Keluarga /  Surat Nikah / Akte Kelahiran.
3. Setelah mendaftar, calon peserta memperoleh Nomor Virtual Account (VA)
4. Melakukan pembayaran iuran ke Bank yang bekerja sama (BRI/Mandiri/BNI)
5. Bukti pembayaran iuran diserahkan ke kantor BPJS Kesehatan untuk dicetakkan kartu JKN.
  • Pendaftaran selain di Kantor BPJS Kesehatan, dapat melalui Website BPJS Kesehatan
  • Pendaftaran Bukan Pekerja Melalui Entitas Berbadan Hukum (Pensiunan BUMN/BUMD)

Proses pendaftaran pensiunan yang dana pensiunnya dikelola oleh entitas berbadan hukum dapat didaftarkan secara kolektif melalui entitas berbadan hukum yaitu dengan mengisi formulir registrasi dan formulir migrasi data peserta.

Demikian Manfaat Mengunakan BPJS Kesehatan semoga bermanfaat bagi kita semua.

1 komentar: